Selasa, 17 Januari 2017

Sepuluh Cara Jitu Untuk Equalisasi Valsava

Equalisasi Valsava
    1. Lakukan equalisasi sebelum anda masuk ke dalam air. Dengarkan suara pop dan klik ketika anda masih berada di perahu atau sebelum menyelam. Lakukan dengan menelan ludah atau dengan menggunakan metode valsava secara perlahan-lahan. Pra-equaliasasi akan mempermudah equalisasi anda ketika mulai menyelam.
    2. Menyelam secara perlahan-lahan. Jika anda menyelam dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas maka akan membutuhkan usaha untuk equalisasi 50% lebih banyak daripada ketika anda menyelam dengan posisi tubuh berdiri atau kepala di atas dan kaki dibawah. Kepala lebih dekat dengan permukaan akan lebih mudah untuk melakukan equalisasi daripada kepala lebih dekat dengan dasar laut.
    3. Lakukan equalisasi sebelum anda merasa perlu melakukannya. Sebelum anda merasakan sakit pada telinga maka lakukan equalisasi lebih dahulu. Semakin menyelam lebih dalam tanpa melakukan equalisasi maka akan semakin sulit untuk melakukannya. Gunakan teknik Valsava dengan menelan ludah sejak pertama kali anda mulai masuk kedalam air.
    4. Perhatikan indikator kedalaman. Cara ini memungkinkan anda untuk turun secara teratur dan lebih terkontrol dan jika anda merasakan kesulitan equalisasi, maka anda dapat bertahan pada kedalaman tersebut untuk sementara hingga anda berhasil melakukan equalisasi beberapa kali.
    5. Naik sedikit jika anda gagal equalisasi. Jika anda mengalami kesulitan equalisasi maka sebaiknya anda naik sedikit pada kedalaman yang lebih rendah  untuk mempermudah equalisasi, kemudian setelah berhasil melakukan equalisasi anda bisa melanjutkan untuk mencoba menyelam lebih dalam lagi.
    6. Bersihkan masker dari air. Air di dalam masker bisa mengiritasi selaput lendir pada hidung anda dan menyebabkan menyumbat rongga hidung dan sinus. Hal ini akan mengganggu proses equalisasi menjadi lebih sulit.
    7. Jangan pernah menyelam dengan kondisi sakit flu. Penyakit pilek dapat membuat equalisasi menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
    8. Hindari makanan alkohol dan rokok. Tembakau dan alkohol dapat mengiritasi selaput lendir anda dan menyebabkan penyumbatan pada saluran eustachio.
    9. Cobalah teknik equalisasi dengan metode lain. Misalnya mencoba dengan mencubit lubang hidung (metode valsava), menelan ludah dengan hidung tertutup (metode Toynbee) atau menggerakan tulang rahang kearah depan, kiri dan kanan (metode Voluntary Tubal Opening/hands free) untuk melonggarkan saluran eustachio anda dan masih banyak lagi.
    10. Jangan pernah melawan equalisasi. Jika anda gagal melakukan equalisasi maka jangan menyelam lebih dalam lagi. Naik sedikit dan coba lakukan equalisasi. Memaksakan diri menyelam lebih dalam dengan  dengan menahan sakit pada telingan akibat equalisasi yang gagal bisa beresiko tinggi kerusakan pada telinga anda, jadi jangan pernah bermain-main dengan hal ini ketika menyelam.

PROSEDUR KESELAMATAN DALAM FREEDIVING

.:: Safety First on FreeDiving ::.


1) Jangan pernah melakukan Freedive sendirian dan pilihlah pasangan/buddy Anda
• Kedalaman - Jangan pernah menyelam secara bersamaan dengan pasangan Anda
• Garis Tali - Para penyelam keselamatan (safety diver) mengawasi garis tali penyelaman untuk Freediver serta harus mengikutinya setiap saat.
• Pasangan/Buddy - Harus sanggup menyelamatkan penyelam dari kedalaman yang dibutuhkan (minimal 15 meter) dan harus sepenuhnya terlatih dalam teknik penyelamatan, CPR dan administrasi O2 dll
• Titik Pertemuan - Tujuannya adalah agar penyelam keselamatan dapat menjangkau atau bertemu dengan freediver dan mengawalnya - Face to Face (bertatapan muka) dalam melewati daerah bahaya terbesar - yaitu antara kedalaman 15 meter menuju permukaan. Kedalaman di mana mereka akan bertemu harus relative antara kedalaman yang mampu dicapai freediver namun tidak lebih dari 15 meter. Dalam semua penyelaman, penyelam keselamatan bertanggung jawab untuk menghitung waktu sang penyelam dan dia harus mulai turun pada pertengahan dari waktu yang sanggup dicapai oleh penyelam. Contoh : Sang penyelam dapat mencapai kedalaman maksimalnya dalam 30 detik, maka 15 detik setelah sang penyelam menyelam kebawah, sang penyelam keselamatan harus sudah mulai menyelam kebawah untuk bertemu dan mengawal sang penyelam.
• Setiap penyelaman yang melebih dari 30 meter membutuhkan satu set SCUBA yang siap-siaga dalam mengatasi pengangkatan yang terorganisir atau pengaman tali penyandang dan sistem yang memperbaiki. Kondisi laut/danau yang berbeda-beda mungkin membutuhkan penyelam keselamatan dengan selang waktu yang lebih sering.
2) Jangan pernah melakukan Freedive setelah kegiatan Scuba Dive
• Kumpulan Nitrogen yang tersisa di dalam jaringan setelah kegiatan Scuba Dive dapat menyebabkan penyakit dekompresi saat gelembung-mikro mengalamai rekompresi dan meluas yang berkonsekuen pada saat mereka melakukan pendakian cepat selama freedive yang berkelanjutan. Mereka yang memiliki PFO berada dalam kategori memiliki risiko yang lebih tinggi.
• Tunggu minimal 12 jam setelah kegiatan Scuba Dive sebelum Anda melakukan Freedive.
3) Jangan pernah 'melebihi' fleksibilitas gendang telinga Anda
• Lakukan equalize (pemerataan) hanya pada saat melakukan penurunan saja (sekitar setiap 3 meter tergantung dari kemampuan telinga setiap freediver). Jangan pernah melakukan pemaksaan equalize. Jangan pernah melanjutkan penyelaman setelah gagal melakukan equalize - batalkan penyelaman! Jangan pernah melakukan equalize pada saat pendakian.
• Sebuah klip hidung (nose clip), yang digunakan harus dilepaskan pada saat awal pendakian.
"'Arogansi' misalnya 'Saya harus mampu mencapai kedalaman 40 meter'. Saya berhasil menyelam sampai 35 meter dan berhasil equalize, tetapi tidak dapat melakukan equalize pada keladaman 38 meter dan tetap terus mencoba mencapai kedalaman 40 meter dimana kedalaman 40 meter tampak begitu dekat dan merasa perbedaan tekanan berkurang.
Ini adalah proses menggoda dan tak lain adalah mengambil tindakan beresiko untuk fleksibilitas gendang telinga Anda. Jika Anda salah menebak, hasilnya dapat memecahkan gendang telinga dengan konsekuensi; vertigo ekstrim dan mual"
4) Selalu menggunakan pemberat yang benar
• Sangatlah berbahaya jika mengalami kelebihan beban. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam melakukan equalize pada saat melakukan penurunan dan pada saat pendakian dapat menyebabkan pengeluaran tenaga yang sia-sia karena kelebihan beban.
Sangat berbahaya dengan memakai pakaian selam yang tebal (thicker suit) untuk menyelam pada saat musim dingin. Aturan praktis yang baik adalah untuk selalu mencapai titik apung netral pada kedalaman 15 meter.
5) Sebelum menyelam buatlah rencana penyelaman lengkap bersama-sama dan selalu memperkirakan kondisi laut
• Sangatlah penting bahwa setiap penyelam selalu mengikuti garis tali penyelaman yang telah diberikan, tahu pasti apa yang dilakukan setiap penyelam lainnya selama acara penyelaman ini. Termasuk juga pemanasan (warm-up), kedalaman penyelaman dll
• Siapa yang melakukan penyelamatan untuk siapa dan kapan?
• Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat?
• Kondisi laut akan sangat mempengaruhi penyelaman dan keselamatan antara lain, visibilitas, temperatur air, gelombang besar, jarak dari pantai dan kondisi permukaan.
• Arus merupakan salah satu faktor paling penting yang harus dipertimbangkan. Penggunaan pemberat yang cukup pada tali yang digunakan untuk penyelaman sangat berpengaruh supaya para penyelam tetap berada didekat garis penyelaman.
• Visibilitas yang rendah seperti penyelaman yang dilakukan di dalam danau membutuhkan prosedur keselamatan yang lebih tinggi.
• Suhu air mempengaruhi dalam pemilihan baju selam (wetsuit) dan penggunaan beban.
• Kondisi Permukaan juga tidak dapat sepenuhnya diabaikan dan dapat mempengaruhi perilaku dari kondisi permukaan/sudut matahari yang rendah dan laut yang berombak dapat membuat Freediver yang berada di permukaan menjadi hampir tidak terlihat dan memerlukan penambahan pengawasan.
6) Lepaskan snorkel dari Anda Mulut
• Saat kembali ke permukaan hampir setiap hembusan kencang pada snorkel yang menyebabkan terjadinya SWB jika penyelam telah mendekati tingkat maksimumnya. Saat berada di dalam air yang dalam, sisa udara di dalam snorkel mempersulit proses equalize dan ketika mulai mengalami kontraksi dapat menyebabkan terhirupnya air.
7) Jangan pernah mengeluarkan udara di dalam air atau menghembuskan napas dengan kencang pada saat berada di permukaan
• Mengeluarkan udara pada saat melakukan penurunan dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize. Pada saat pendakian dapat menyebabkan hilangnya daya apung dan oleh karena itu dapat menyebabkan pendakian yang mengakibatkan SWB (Shallow Water Blackout). Dengan terjadinya penurunan dramatis dalam tekanan paru-paru, sisa cadangan oksigen di dalam darah akan masuk kedalam paru-paru dan bukan masuk kedalam otak sehingga menyebabkan SWB. Setiap melakukan gerakan diafragma maka akan berpengaruh menjadi suatu pemicu mekanisme pernapasan.
8) Jangan pernah menyelam tanpa tali-temali yang memadai dan bendera penyelaman
• 'Keselamatan' pada garis penyelaman menunjukkan sela disekitar bagi seorang penyelam keselamatan agar dapat mengantisipasi kembalinya penyelam dari kedalaman.
• Jangan menggunakan perahu untuk menggantungkan tali penyelaman, yang harus digunakan adalah pelampung yang berwarna oranye atau merah agar mudah terlihat sebagai tanda lalu lintas pada permukaan air. Pelampung yang digunakan harus berukuran cukup besar sehingga tidak dapat mudah ditarik kebawah, bahkan jika ada dua penyelam yang naik bersama-sama pelampung tersebut tetap bisa bertahan diatas permukaan. Tujuannya adalah untuk mendukung penyelam (keselamatan) sebagai garis tali dan memberikan penyelam yang berada di atas permukaan sebagai tempat istirahat untuk mempersiapkan penyelamannya.
• Tali keselamatan harus setidaknya 10mms tebal agar mudah dipegang secara baik, dan talinya berwarna putih. Tujuannya adalah sebagai petunjuk saat melakukan pendakian vertikal dan melakukan penurunan.
• Tali juga berfungsi sebagai pengaman. Seorang penyelam yang kehilangan Fin atau yang mengalami kram pada kaki dapat menarik dirinya ke permukaan dengan menggunakan tali pengaman tersebut.
• 5kgs biasanya sudah cukup untuk digunakan sebagai pemberat tali sedangkan untuk Free Immersion, tergantung pada seberapa berat yang cocok digunakan sebgai pemberat, rata-rata mencapai 30kgs jika diperlukan.
• Perahu yang digunakan harus mengibarkan bendera 'Diver Below'.
9) Pertahankan jarak waktu yang benar antara penyelaman yang dalam / Selalu Menyadari akan bahaya penyelaman yang dalam secara berkali-kali
• Tidak kurang dari 5 menit antara penyelaman yang dalam dan sampai 8 menit tergantung pada suhu air. Tujuan ini adalah untuk menyeimbangkan gas agar kembali menjadi normal. O2 dan CO2 / Asam laktat.
• Jika Anda melakukan sampai 85% atau lebih dari tingkat maksimum Anda atau Anda secara pribadi mencoba untuk melakukan beberapa penyelaman yang dalam, sangat mungkin mengalami sistem stress dan membangun asam laktatyang dapat membahayakan pada penyelaman berikutnya.
Jangan pernah melakukan lebih dari 1 atau 2 kali penyelaman pada satu sesi.
10) Jangan pernah hiperventilasi Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
• Hiperventilasi adalah lebih dari 15 napas yang dalam dan cepat per menit. Persiapin ini dilakukan hanya jika seorang penyelam mulai mengalami penurunan tensi dengan denyut nadi yang tinggi dan penurunan CO2. Ketidakseimbangan O2 dan CO2 dapat memperpanjang 'easy phase' penahanan napas dengan mengorbankan 'struggle phase' dan dapat menyebabkan SWB. Ventilasi baik memiliki tujuan sebagai berikut; memaksimumkan penyerapan O2 dan meminimalis denyut nadi. Hal ini diraih dengan lambat, ventilasi yang kuat serta mendalam, relaksasi dan konsentrasi, dan tidak berlebihan dalam melakukan ini.
11) Hindari berbalik badan terlalu cepat
• Terlalu dramatis berbalik badan pada akhir penyelaman dapat menyebabkan 'deep water blackout'. Hal ini lebih sering terjadi pada penyelaman yang sangat dalam di mana pergeseran darahlah yang menjadi faktor.
12) Jangan melihat kebawah pada saat melakukan penurunan atau melihat keatas pada saat melakukan pendakian
• Ekstensi pada leher akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize pada saat melakukan penurunan dan pendakian akan berpengaruh pada darah yang diperlukan mengalir ke otak dan meningkatkan tekanan di daerah baro-reseptor pada leher yang akan mengirimkan pesan yang salah ke sistem saraf pusat yang dapat meningkatan denyut nadi.
• Hal tersebut juga bertentangan dengan posisi hidrodinamik.
13) Jangan meningkatkan kecepatan pada bagian akhir dari pendakian.
• Menghemat gerakan sangat penting untuk menjaga O2 dan menjaga denyut nadi agar tetap rendah. Pada titik kedalaman berbalik badan secara pelan, ketenangan dan penghematan dari usaha sangat penting.
Selama pendakian kecepatan yang diukur harus dijaga meskipun seluruh asam laktat mulai meningkat.
14) Bahaya dari penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' (Empty Lung)
• Penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' adalah murni merupakan teknik yang tinggi yang harus dipelajari denganEXTREME hati-hati dan di bawah pengawasan langsung dari instruktur yang berpengalaman untuk teknik ini.
Kerusakan parah dan mungkin kerusakan permanen atau kematian dapat terjadi jika disalahpahami.
• Penyelam yang memulai penurunan dengan O2 yang rendah dan bisa saja pingsan tanpa ada peringatan pada kedalaman di mana ia akan mengapung secara negatif. Jika dia tidak mendapatkan sebuah laryngospasm pada titik ini tekanan negatif di paru-parunya akan menyedot air kedalam dan penyelam akan tenggelam.
• Seorang mitra dengan paru-paru yang penuh harus menemani penyelam dalam melakukan seluruh penyelaman.
• Dengan paru-paru yang kosong jangan pernah melakukan penyelaman dengan menggunakan pemberat badan.
15) Jangan menyelam setelah mengalami samba atau blackout
• Setiap kategori dari 'Loss of Motor Control (LMC)' menandakan penyelam harus menyadari bahwa ini merupakan tanda dari akhir penyelaman untuk orang tersebut untuk hari itu. Sianosis, yaitu bibir yang membiru, menandakan penyelam harus menyadari bahwa penyelam sudah mencapai batasannya untuk hari itu. Dia hanya diperbolehkan untuk menyelam di kedalaman yang dangkal.
16) Berikan waktu yang cukup untuk adaptasi fisiologis
• Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi baru dan kondisi ekstrim dari penahanan nafas yang berkepanjangan dan tekanan yang besar. Suhu sangat dapat memperburuk masalah di atas dan tidak dapat diperkirakan. Tubuh sangat fleksibel dan mudah dimengerti NAMUN sangat penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk beradaptasi dengan tingkat stres yang baru.
• Terburu-buru untuk menuju kedalaman lebih dalam atau tahan nafas berkali-kali dapat berakhir pada trauma fisik berat atau membuat mental menjadi 'wall'.
• Masalah seperti tinitis, edema paru, atau lainnya barotrauma paru, sinus, atau bahkan jenis tertentu seperti masalah jantung adalah penyebab dari 'mendorong' terlalu keras dan terlalu cepat.
17) Hindari sugesti yang negatif
• Hal ini dapat mengakibatkan stres dan oleh karena itu bisa berbahaya SWB.
Psikologi dari Freediving bekerja pada pemahaman kekuatan sugesti mental yang luar biasa, dan bagaimana berpikir positif dan memberikan perintah yang benar dapat sangat membantu dalam meningkatkan kinerja penyelaman.
18) Jangan pernah menyelam saat kelelahan atau kedinginan
• Dingin, kelelahan, alkohol dan obat-obatan semua merusak kinerja dan kemampuan tahan nafas dan mempengaruhi seorang penyelam mengalami SWB. Salah satu gejala pertama dari hipotermia adalah kelelahan dan kinerjnya juga terganggu ditambah lagi asam laktat yang bertambah yang dapat mematikan. Segera setelah Anda merasa kedinginan maka kemampuan tahan nafas Anda pun telah disusupi atau berkurang. JANGAN PERNAHmeremehkan dingin.
• Kemampetan/kemacetan jelas menyebabkan kesulitan melakukan equalize dan bahaya yang lebih besar adalah sindrom 'reversed ear'.

19) Makanan dan Hidrasi
• Disarankan untuk TIDAK melakukan freedive dalam waktu 4 jam setelah makanan berat seperti daging atau 2 jam setelah makanan ringan. Sebuah volume besar darah yang bisa membawa O2 ke otak sedang dialihkan ke sistem pencernaan. Gizi untuk Freediving adalah dapat memahami seluruh masalah dalam dirinya sendiri.
• Dehidrasi, dalam kasus seorang freediver adalah disebabkan oleh beberapa faktor; akibat dari penyelaman mamalia (produksi urin yang lebih besar), dengan membuang sebagian air dalam jumlah yang besar selama ventilasi dan pertukaran bahan kimia yang dibutuhkan untuk produksi energi.
• Air harus ada di setiap sesi penyelaman dan setiap penyelam harus selalu minum. Dehidrasi sangat meningkatkan risiko SWB dan sangat mempersulit dalam masalah equalize.
20) 'TAHU DIRI'
• FREEDIVER BUKANLAH atlet Super di setiap hari-harinya atau dapat menyelam setiap harinya. Sangat penting untuk memahami kebenarannya, "membuat hari terburuk Anda menjadi hari terbaik Anda” adalah sesuatu yang tidak dibenarkan bagi seorang freediver.
• Seorang freediver harus belajar untuk berhubungan dengan diri sendiri setiap saat dan untuk dapat mengetahui kapan harus memaksakan dan kapan harus memilih mundur, untuk tahu kapan Ia menemukan alasan dan menjadi mental pemalas, dan benar-benar ada keterbatasan UNTUK HARI TERSEBUT. Seperti mengetahui masalah pada telinga dari trauma sebelumnya, awal dari demam atau flu, dan bagi wanita, mengetahui bahwa pada waktu ovulasi atau masa dia mungkin mengalami kesulitan equalize atau dengan sinus atau merasa benar-benar lelah.
Perilaku saat berada di Permukaan – Apa yang boleh dan Apa yang tidak boleh dilakukan
Saat kembali ke permukaan salah satu dari perilaku berikut ini dapat menyebabkan SWB:
• Pernafasan yang dipaksakan
• Mempertahankan diri pada posisi horizontal tanpa berpegangan pada apapun
• Berbicara

Prosedur yang benar:
• Bernafas dengan benar
• Lepaskan snorkel
• Pegangan pada tali atau pelampung
• Memberi petunjuk OK kepada mitra Anda

Warm Up (Pemanasan) Penyelaman
Lakukan 2-3 freedives ditempat dangkal dengan kedalaman antara 10 - 20 meter selama lebih dari satu menit

RESCUE (Pertolongan)
Jika penyelam yang dikawal melalui bagian terakhir dari pendakian oleh pendamping menyelam yang kompeten, saat ia kehilangan kesadaran maka hanya perlu membawanya ke permukaan lalu melepaskan masker nya dan menampar pipinya secara pelan sambil menghembuskan udara kearah pipinya sambil memanggil namanya. Pada sebagian besar kasus cara diatas merupakan cara yang paling efektif dan cepat untuk menyadarkan penyelam. Jika dia tidak merespon dalam waktu 1 - 2 menit dia harus dikeluarkan secepat mungkin dari air ke tempat di mana dapat dilakukan CPR serta dapat diberikan pasokan oksigen yang memadai.
SANGAT PENTING UNTUK SEMUA FREDIVERS SEPENUHNYA DAPAT MELAKUKAN CPR DARI PEMBELAJARAN NEGARAASAL MEREKA DAN OLEH OTORITAS YANG RELEVAN.


sumber : http://rockylesmana.blogspot.co.id/2012/03/prosedur-keselamatan-dalam-freediving.html

Teknik Frenzel (Equalizer)

1. FISIOLOGI EQUALISASI








  • Bagian yang mengarah ke paru paru disebut Trakea (Trachea) tersebut. Hal ini dapat dibuka atau ditutup oleh epiglotis.
  • Bagian yang mengarah ke perut disebut kerongkongan (Esophagus) ini. Hal ini dapat dibuka atau ditutup tetapi selalu tertutup kecuali selama tindakan menelan.
  • Air yang mengalir ke dalam atau ke luar paru paru dapat diarahkan oleh langit-langit lunak (soft palate). Jika langit langit lunak dalam posisi NETRAL (seperti yang ditunjukkan di atas), maka udara bebas mengalir melalui kedua hidung dan mulut.
  • Jika langit-langit lunak dinaikkan, rongga hidung (Nasal Cavity) tertutup, dan udara dapat mengalir hanya melalui mulut
  • Jika langit-langit lunak diturunkan, rongga mulut tertutup, dan udara dapat mengalir hanya melalui hidung.
  • Buka pada celah eustachio (eustachian tube) yang berada di rongga hidung. Kunci untuk equalisasi telinga adalah paksa kuat udara masuk ke dalam celah eustachio.

TEKNIK FRENZEL


Lidah bertindak sebagai piston, dengan menyodorkan lidah belakang dan atas, seluruh volume tenggorokan udara dihilangkan. Udara haurs keluar ke suatu tempat. Udara akan mencoba masuk ke paru-paru, tetapi epiglotis dalam posisi tertutup. Udara akan mencoba masuk ke perut tapi kerongkongan (esophagus) tertutup. Udara akan mencoba keluar melalui hidung, tetapi hidung dipencet oleh jari. Satu-satunya tempat untuk keluar adalah celas eustachius. Tekanan udara dipaksa masuk ke dalam celah eustachio hanya dibatasi oleh kekuatan lidah. Lidah sebaiknya sangat kuat. Lidah dapat memberikan teakana udara yang cukup unutk pecah gendang telinga.

Untuk melakukan teknik Frenzel :
  1. Jepit Hidung.
  2. Isi mulut anda dengan sedikit udara.
  3. Tutup epiglotis
  4. Pindahkan langit-langit lunak ke posisi netral.
  5. Gunakan lidah sebagai piston dan udara mendorong menuju bagian belakang tenggorokan anda.

Sayangnya, kebanyakan orang tidak tahu bagaimana mengontrol epiglotis atau langit-langit lunak dan yang paling orang tidak tahu bagaimana menggunakan lidah sebagai piston. Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menggambarkan langkah demi langkah prosedur untuk mempelajari setiap langkah-langkah di atas.

Langkah langkah individu yang harus dipelajari dapat dibagai sebagai berikut :

1. Belajar mengisi mulut dengan udara.
2. Belajar mengendalikan epiglotis.
3. Belajar mengendalikan langit-langit lunak.
4. Belajar menerapkan "blok lidah"
5. Belajar menggunakan lidah sebagai piston.
6. Belajar mengendalikan langit-langit epiglotis dan lembut secara independen
7. Gabungkan keseluruhan bersama sama.
8. Mengujinya di dalam air.


LANGKAH 1. BELAJAR MENGISI MULUT DENGAN UDARA.

Isi pipi sampai seperti balon, dan tahan udara disana selama beberapa detik.
Lalu, dengan menggunakan pipi anda, tekan kembali udara ke dalam paru paru.
Ulangi beberapa kali, sampai anda bisa melakukannya.
Untuk melakukan 'mengisi pipi lengkap', mengisi pipi sampai merasa meledak.
Untuk melakukan 'mengisi pipi moderat' mengisi pipi sampai hanya mulai mengembang.
Ketika saya mengatakan "isi mulut anda dengan sedikit udara", maka lakukan "pipi mengisi moderat"


LANGKAH 2 : BELAJAR MENGENDALIKAN EPIGLOTTIS

Ada banyak cara untuk belajar untuk mengontrol epiglottis. Praktek latihan individu untuk memastikan bahwa anda memiliki kontrol yang sempurna atas otot-otot yang mengontrol.

Metode 1 : Berkumur Dengan Air
  1. Simpan air di mulut
  2. Dongakkan kepala ke atas, tapi jangan biarkan air mengalir ke dalam tenggorokan anda dan jangan menelan air.
  3. Bila air tidak masuk ke tenggorokan berarti epiglotis berhasil tertutup.
Metode 2 : Buang Napas dan Menghentikan Udara
  1. Buka mulut anda dan tetap terbuka lebar
  2. Hembuskan napas tetapi jangan sedikit udara apapun untuk keluar.
  3. Dengan kata lain, "tutup tenggorokan" dan menghembuskan napas terhadap tenggorokan tertutup.
  4. Tidak ada udara keluar karena anda telah menutup epiglotis.

Metode 3 : Menghirup Udara dan Menghentikan
  1. Buka mulut anda dan tetap terbuka lebar.
  2. Tarik napas tetapi tidak boleh udara apapun untuk masuk ke paru-paru.
  3. Dengan kata lain. "tutup tenggorokan" dan tarik napas terhadap tenggorokan tertutup.
  4. Tidak ada udara memasuki paru-paru anda karena anda telah menutup epiglotis
Metode 4 : Epiglotis Musik
  1. Seperti Metode 2, menghembuskan napas dengan tenggorokan yang tertutup. lanjutkan untuk coba menerapkan tekanan.
  2. Sekarang, hanya sekejap biarkan udara melalui, kemudian berhenti lagi. Ini seperti terdengar suara tersedak lucu.
  3. Biarkan udara keluar, menghentikannya, membiarkan udara keluar, menghentikannya lagi dan lagi secepat mungkin.
  4. Otot anda mengendalikan adalah epiglotis.
Metode 5 : Epiglotis Musik Saat Menghirup
  1. Seperti dalam metode 4 tapi menghirup, udara berhenti, biarkan itu berlalu, menghentikanya, biarkan itu berlalu.
  2. Terus berlatih metode 4 & 5 sampai anda telah menguasai epiglotis.

LANGKAH 3 : BELAJAR MENGENDALIKAN LANGIT-LANGIT LUNAK
  1. Tutup mulut anda.
  2. Tarik napas melalui hidung
  3. Buang napas melalui hidung
  4. Tarik napas melalui hidung
  5. Buka mulut anda
  6. Buang napas melalui hidung TIDAK ADA UDARA yang keluar dari mulut.
  7. Tarik napas melalui hidung TIDAK ADA UDARA mengalir ke dalam mulut.
  8. Tetap bernafas melalui hidung saja, sedangkan menjaga mulut anda terbuka.
  9. Sekarang, bernapas hanya melalui mulut anda, tanpa udara mengalir melalui hidung.
  10. Setelah anda yakin anda dapat bernapas baik melalui hidung atau mulut (menjaga mulut terbuka), lanjutkan ke langkah berikutnya.
  11. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung.
  12. Buka mulut anda lebar-lebar dan tetap terbuka lebar.
  13. Mulailah menghembuskan napas sedikit hanya melalui mulut anda.
  14. Tetap menghembuskan napas, menjaga mulut anda terbuka lebar tapi buang napas hanya melalui hidung.
  15. Tetap menghembuskan napas, sekarang tukar hanya melalui mulut anda.
  16. Tetap menghebuskan napas perlahan, lakukan bolak-balik antara hidung dan mulut secepat mungkin.
  17. Cobalah hal yang sama ketika menghirup-menjaga mulut terbuka lebar, beralih cepat antar menghirup melalui mulut dan hidung.
  18. Ketika anda beralih kembali dan sebagainya, anda akan merasakan sesuatu yang lembut dan berdaging dibagian belakang atas anda tenggorokan bergerak. itu adalah langit-langit lunak. Anda menaikkan langit-langit lunak untuk bernapas melalui mulut. Lalu anda menurunkan langit-langit lunak untuk bernapas hanya melalui hidung.
  19. Terus mengulangi latihan diatas sampai anda bisa terbiasa menaikkan atau menurunkan langit-langit lunak.
  20. Ketika anda menghembuskan napas melalui mulut dan hidung, langit-langit lunak anda berada di netral posisi (atas maupun ke bawah).
LANGKAH 4 : BELAJAR UNTUK MENERAPKAN BLOK LIDAH

Sekarang anda harus belajar untuk menghentikan aliran udara dengan lidah anda
  1. Mulailah menghembuskan napas melalui mulut anda.
  2. Hentikan aliran udara dengan menutup mulut anda (pipi harus terisi sebentar)
  3. Tarik napas lagi, dan mulai menghembuskan napas.
  4. Hentikan aliran udara dengan menutup epiglotis.
  5. Jadi , anda sudah tahu ada dua cara untuk mencegah udara mengalir keluar dari mulut, anda dapat menutup epiglotis atau anda hanya bisa menutup mulut anda.
  6. Sekarang anda harus belajar cara ketiga untuk menghentikan udara mengalir keluar dari mulut anda.
  7. Tarik napas, buang napas perlahan-lahan dan melalui mulut anda, sambil mangatakan 'th' suku kata seperti pada kata "teater".
  8. Sekarang, menjaga lidah anda dalam posisi itu, menyentuh ujung lidah anda ke langit-langit mulut anda, tepat dibelakan gigi depan anda.
  9. Cobalah untuk menghentikan udara mengalir melewati lidah anda, dengan membuat segel dengan lidah anda. Ujung lidah anda menyentuh langit-langit mulut di belakang gigi depan anda, sisi lidah anda menyentuh langit-langit mulut anda hanya di geraham.
  10. Terus mengulangi langkah di atas sampai anda dapat menghentikan udara mengalir keluar dari mulut anda dengan menggunakan lidah anda.
  11. Pastikan anda tidak curang dengan menutup epiglotis atau menutup mulut anda. bibir anda harus tetap buka, dan rahang anda akan hampir tertutup- itu bisa dilakukan dengan rahang benar-benar tertutup atau hanya ditutup cukup sehingga gigi depan anda (atas dan bawah) saling bersentuhan.
  12. Setelah anda telah menguasai menghentikan udara dengan lidah anda, ingat apa yang anda lakukan dengan lidah ingat posisi lidah yang disebut "blok lidah"
LANGKAH 5 : BELAJAR UNTUK MENGGUNAKAN LIDAH SEBAGAI PISTON
  1. Cari snorkel
  2. pasang snorkeling dimulut anda
  3. Jepit ujung hidung anda
  4. Anda tidak dapat menutup mulut anda itu tidak akan berhasil anda harus menggunakan lidah anda.
  5. Dengan kata lain, menghisap udara melalui snorkel, kemudian menerapkan "blok lidah" kemudian mangangkat lidah anda mundur, untuk mendorong udara kembali ke tenggorokan dan paru-paru.
  6. Ketika melakukan hal ini, sisi lidah anda menyentuh gusi anda di atap mulut anda, dengan geraham anda. Ujung lidah anda menyentuh langit-langit mulut anda. Setelah anda membuat sebuah "segel" dengan lidah anda semua gigi berada sekitar 'ruang udara' dan semua udara di belakang lidah akan berada di "ujung ruang udara belakang" Ketika lidah anda dalam posisi ini, tidak mungkin untuk menghembuskan napas, lidah akan blok udara.
  7. Sekarang anda telah menguasai "menggunakan lidah sebagai piston" bagaimana untuk mendorong udara ke dalam paru paru anda menggunakan lidah anda.
LANGKAH 6 : BELAJAR UNTUK MENGONTROL LANGIT LANGIT EPIGLOTIS DAN LEMBUT INDEPENDEN.

Sayangnya epiglotis dan langit-langit lunak menyatu. Maksdunya sulit untuk menggerakan satu alis dan bukan 2 alis. Jika anda dapat memindahkan saatu alis dan bukan 2 alis, maka anda telah berhasil 'uncoupled' dua otot. Anda dapat mengontrol dua otot independen. Pada epiglotis dan langit-langit lunak yang menyatu. Ketika anda epiglotis menutup, anda hampir pasti meningkatkan langit-langit lunak anda (dengan demikian mencegah aliran udara melalui hidung) Ini adalah masalah . Untuk melakukan teknik frenzel, anda haurs belajar untuk menutup epiglotis sementara menjaga langit-langit lunak dalam posisi netral. Ini bisa sangat sulit dan memakan waktu untuk belajar dan sering bagian paling sulit dari seluruh teknik.
  1. Tempatkan jari telunjuk dan ibu jari dibawah lubang hidung anda, sehingga hidung anda tertutup.
  2. Ini harus mungkin untuk menghembuskan napas melalui hidung-hidung.
  3. Isi pipi sepenuhnya, sampai merasa meledak.
  4. Tutup epiglotis.
  5. Cobalah untuk menekan pipi anda dan memaksa udara keluar dari hidung anda.
  6. Anda harus merasakan udara melewati jari telunjuk dan ibu jari dan lubang hidung .
  7. Jika udara habis, udara kembali ke paru-paru anda dan epigltois tidak harus ditutup.
  8. Jika udara tidak akan pergi kemana-mana dan hanya jammed, itu berarti langit-langit lunak anda dinaikkan yang menghalangi jalan hidun anda. Mengulangi latihan langit-langit lunak untuk mendapatkan perasaan otot.
  9. Ulangi langkah diatas lagi, berkonsentrasi pada langit-langit tetap lembut lunak di netral posisi. Satu satunya cara anda dapat menekan pipi anda dan memaksa udara keluar dari hidung anda adalah jika langit-langit lunak dalam posisi netral.
  10. Jika anda masih tidak dapat menguasai latihan diatas coba berikut ini
  11. sekali lagi jepit hidung dengan lembut
  12. hembuskan napas 90% udara anda keluar mulut anda
  13. tutup mulut anda dan menghembuskan napas 10% terakhir dari udara anda ke pipi anda mengisi mereka samai terasa mau meledak.
  14. tutup epiglotis
  15. sekarang paru paru anda harus benar beanr ksosong dan pipi anda harus penuh, udara harus terjebak dalam mulut anda karena epiglotis tertutup
  16. sekarang tarik napas terhadap tenggorokan tertutup anda tentu saja udara tidak akan terburu-buru ke paru-paru anda, karena epiglotis tertutp. sebaliknya anda membuat vakum tidak nyaman di paru-paru anda.
  17. Menjaga vakum paru paru., sekarang mencoba menekan pipi anda dan memaksa udara di pipi anda keluar dari hidung anda. berkonsentrasi pada langit langit lunak. bersantai itu tetap dalam posisi netral. jika anda berhasil udara akan datang bergegas keluar dari hidung anda . jangan biarkan udara ke dalam paru paru.
  18. Terus berlatih latihan diatas sampai anda dapat mengisi pipi anda tutup epiglotis terasa pipi anda dan memaksa udara keluar dari hidung anda. Ketika anda melakukan itu, epiglotis tertutup dan langit langit lunak berada dalam posisi netral itu adalah keadaan otot yang anda harus ingat.
LANGKAH 7 : GABUNGKAN SELURUHNYA BERSAMA-SAMA
  1. Plug hidung anda.
  2. Isi udara dipipi anda sedikit
  3. tutup epiglotis dan menjaga langit-langit lunak dalam posisi netral, karena anda baru belajar.
  4. Terapkan blok lidah, dan angkat udara ke bagian belakang tenggorokan anda seolah-olah kemasan melalui snorkeling. Udara tidak bisa masuk ke paru-paru, tetapi sebaliknya, itu akan mengalir ke bagian hidung tapi karena hidung anda tersumbat, udara akan dipaksa ke dalam tube eustachius yang membuat telinga anda "pops"
  5. Setelah telinga anda "pops", anda dapat melanjutkan untuk menerapkan tekanan dengan lidah, gendang telinga luar membengkok. bahkan anda harus merasa seolah olah anda bisa memecahkan gendang telinga anda sendiri (luar), jika anda menerapkan tekanan yang cukup kuat dengan lidah anda (tentu saja jangan mencobanya) . Terus berlatih teknik frenzel di darat sampai anda dapat pop telinga anda langsung dengan cara menghubungknya anda hidung dan pop.
LANGKAH 8 : UJI DALAM AIR
  1. Pergi ke kolam renang yang dalamnya 10 M
  2. Turun ke 10-12 M terbalik tanpa equalisasi. Telinga harus terasa sakit sedikit.
  3. Sekarang, pasang hidung dan equalisasi anda harus dapat pop telinga anda secara cepat.
  4. Lanjutkan menerapkan tekanan dengan lidah anda sampai anda merasa telinga anda peregangan luar.
  5. Coblah lakukan hal yang sama di laut.

sumber : http://arif-freedive.blogspot.co.id/2012/01/compensation-equalisasi-teknik-frenzel.html

10 TIPS MEMILIH ALAT SNORKEL YANG BAIK

Lebih dari 70 persen permukaan bumi tertutup oleh air. Indonesia pun merupakan negeri kepulauan dengan keindahan bawah laut yang luar biasa. Karena itu, sayang sekali bila B’timers belum mengeksplor keindahan taman bawah laut di negeri sendiri.
 
Beberapa waktu lalu Breaktime sudah memberi tips snorkeling bagi pemula, kali ini akan dibahas beberapa tips memilih mask, snorkel, dan fin untuk rekan-rekan pecinta olahraga air:
 1. Mask yang baik adalah yang memberi Anda pandangan luas dan jernih saat berada di dalam air. Pilih masker skirt yang terbuat dari silikon dan sesuai dengan bentuk wajah.
 
 2. Ada beragam pilihan warna mask. Sesuaikan dengan warna favorit atau pilih warna terang yang kontras dengan air laut sehingga akan tampak eye catching saat difoto dalam air.
 
 3. Bercermin (bila ada) untuk memastikan posisi mask telah benar, tak ada celah antara masker skirt dan kulit wajah. Selain itu, periksa masker skirt antara hidung dan bibir untuk mencegah ketidaknyamanan saat bernapas dalam air.
 
 4. Snorkel yang baik adalah yang menggunakan bahan terkini dan elastis untuk membantu pernapasan saat menyelam.
 
 5. Periksa bagian mouth pieces dan pilih yang bisa diganti apabila Anda memiliki kebiasaan menggigit karetmouth pieces saat menyelam. 
 
 6. Fin yang baik adalah yang nyaman dipakai serta memiliki desain yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki.
 
 7. Pilih sirip fin yang lebar dan kaku. Semakin lebar maka semakin baik digunakan di laut, sedangkan sirip fin yang kaku akan memberi tenaga dorong yang besar.
 
 8. Bila B’timers sudah memiliki kemampuan berenang di atas rata-rata sebaiknya pilih fin dengan model split, jika sebaliknya maka pilihlah fin dengan model paddle.
 
 9. Pilih fin yang tidak bisa ditekuk pada bagian ruang kaki. Ada fin yang bisa ditekuk pada ruang kaki (seperti menekuk sepatu lari), beberapa orang sering merasa sakit pada punggung telapak kaki bila menggunakan fin jenis ini.
 
 10. Pilih warna fin sesuai selera atau kontras dengan warna air laut, seperti warna kuning, oranye, atau pink. Pilihan warna fin yang eye catching akan menambah kepuasan dan rasa percaya diri saat berada di dalam air.
sumber : http://breaktime.co.id/travel/travel-tips/10-tips-memilih-alat-snorkel-yang-baik.html

Teknk Freedive untuk Pemula

Artikel ini memberikan gambaran tentang Teknik Pernapasan bagi PemulaPernapasan Yoga atauPranayama dalam merevitalisasikan tubuhmenenangkan emosi dan menciptakan pikiran yang jernih.Sebelum melakukan latihan ini, Anda harus yakin bahwa Anda memahami bagaimana cara untukbernapas dengan benar dan bagaimana cara untuk memanfaatkan sepenuhnya penggunaan diafragma.Dalam rangka mempermudah aliran Prana dan memastikan bahwa ada ruang yang cukup untukmengembangkan/memperluas paru-paruLatihan Pernapasan Yoga dilakukan pada posisi dudukdengan tulang belakangleher dan kepala dalam garis lurus - baik dalam Pose Mudah / Easy Pose (Sukhasana) Pose Lotus / Lotus Pose (Padmasana) atau jika Anda merasa tidak nyaman dengan kedua pose, Anda boleh memilih untuk duduk di kursi.

Easy Pose
Easy Pose atau Sukhasana adalah pose relaksasi yang biasa dimaksudkanuntuk kegiatan MeditasiHal ini untuk mengembangkan ketenangan batin danmeluruskan tulang belakangmengembangkan pingguldan mengurangikelelahanSeperti namanyapose ini sangat mudah dilakukanPada bagian ini,pelajari bagaimana melakukan Easy Pose.
  •      Duduklah di lantai atau Mat Yoga.
  •      Silangkan kaki Andatempatkan kaki Anda di bawah lutut Anda.
  •      Dekapkan tangan Anda di sekitar lutut Anda.
  •      Jaga kepala dan tubuh tetap lurus.
Bagi pemula dapat mencoba melakukan pose ini dengan bantal tebal untuk menambah kenyamanan.

Teknik Pernafasan Yoga bagi Pemula

Anuloma Viloma dan Kapalabhati sama pentingnya dalam Sesi Dasar Asana dan akan menjadi tulang punggung dari Pranayama Anda. Kedua teknik ini harus dipraktekkan secara khusussebelum Anda melakukan set Asana harian Anda.

1)  Anuloma Viloma (Hidung Bergantian)

Anuloma Viloma juga disebut Teknik Pernapasan Alternatif Hidung. Dalam Teknik Pernapasan ini, Anda menghirup udara melalui satu lubang hidung, menahan napas, dan menghembuskan napas melalui lubang hidung lainnya dalam rasio 02:08:04. Lubang hidung sebelah kiri merupakan jalan dari Nadi yang disebut dengan Ida dan lubang hidung sebelah kanan merupakan jalur Nadi yang disebut dengan Pingala. Jika Anda dalam kondisi benar-benar sehat, Anda akan bernapas lebih dominan melalui lubang hidung Ida sekitar satu jam dan lima puluh menit, kemudian melalui lubang hidung Pingala. Namun pada kebanyakan orang, ritme ini mengalami gangguan. Anuloma Viloma mengembalikan, menyetarakan dan menyeimbangkan aliran Prana dalam tubuh.

Satu putaran Anuloma Viloma terdiri dari enam langkah, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Mulailah berlatih dengan tiga putaran dan menambahkan secara perlahan hingga dua puluh putaran, memperluas jumlah dalam rasio yang telah diberikan. 

Wisnu Mudra atau Vishnu Mudra 

Dalam Anuloma Viloma, Anda memakai teknik Vishnu Mudra dengan menggunakan tangan kanan Anda untuk menutup lubang hidung Anda. Selipkan telunjuk dan jari tengah ke hidung Anda. Letakkan ibu jari Anda pada lubang hidung sebelah kanan dan jari manis serta kelingking Anda pada hidung sebelah kiri.

Satu Putaran Anuloma Viloma (Pernapasan Hidung Bergantian)

sumber : http://www.freediverindonesia.com/2013/02/pranayama-teknik-pernapasan-bagi-pemula.html